Senin, 14 November 2011

RESPON PENINGKATAN TD TERHADAP CAIRAN ELEKTROLIT

PENDAHULUAN

            Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
             Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
            Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
            Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.



PEMBAHASAN

A.      Definisi Peningkatan Tekanan Darah

Peningkatan Tekanan Darah (Hipertensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal.
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 120/90 mmHg.
Klasifikasi Hipertensi :
·       Ringan ( Tk.I)    : 140 – 150 mmHg/ 90-99 mmHg
·       Sedang ( Tk.II)  : 160 – 179 mmHg/ 100-109 mmHg
·       Berat (Tk.III)    :  180 – 209 mmHg/ 110-119 mmHg
·       Sangat berat (Tk.IV)  : > 210/120 mmHg
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui. Hipertensi didefinisikan oleh (JHC) sebagai tekanan yang lebih tinggi 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi maligman. (Doengoes, 1999).
            Penyebab hipertensi adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari normal di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung udara dan nutrisi dari jantung ke seluruh organ-organ dan jaringan dalam tubuh. Penyebab hipertensi yang tinggi bukan berarti tingkat emosi yang tinggi, walaupun seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik ada kemungkinan mudah memiliki kecenderungan untuk mengalami hal ini.

B.       Penyebab Peningkatan Tekanan Darah
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.    Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti :
·    Pola hidup yang tidak sehat dan seimbang.
·   Faktor genetik / keturunan.
·   Pola makan tidak sehat yang kurang memperhatikan kandungan lemak terhadap makanan yang dikonsumsi.
·    Aktivitas yang rendah / kurang gerak dan jarang berolahraga.
·   Obesitas / kegemukan.
·   Kebiasaan merokok,  mengkonsumsi minumal beralkohol dan kafein.
Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress karena stress cenderung menaikkan tekanan darah untuk sementara waktu.
2.      Hipertensi sekunder
            Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi organ seperti :
·     Adanya perubahan pada organ jantung dan pembuluh darah yang menyebakan meningkatnya tekananan darah.
·     Gangguan ginjal, diabetes, endokrin, kekakuan dari aorta.
·      Feokromositoma yaitu Tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (naradneralin)



C.       Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hipertensi adalah :
1.      Peningkatan tekanan darah <140/90 mmHg
2.      Sakit kepala
3.      Epistaksis
4.      Pusing/migraine
5.      Rasa berat ditengkuk
6.      Sukar tidur
7.      Mata berkunang-kunang
8.      Lemah dan lelah
9.     Suhu tubuh rendah

D.     Respon Peningkatan Tekanan Darah Dengan  Kesimbangan Cairan

1   Respon Peningkatan Tekanan Darah dapat terjadi melalui:
Ø  Jantung
            Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
            Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Ø  Ginjal
            Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
        Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah.
             Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Ø  Sistem saraf otonom
            Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar), meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak), mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

2        Keseimbangan cairan dan responnya terhadap peningkatan tekanan darah

*         Volume Cairan Interstisial
               Jumlah cairan dalam ruang interstisial bergantung pada tekanan kapiler, tekanan cairan interstisial, tekanan onkotik, koefisien filtrasi kapiler, jumlah kapiler aktif, aliran limfe, dan volume total cairan ekstrasel. Edema adalah penumpukan cairan interstisial secara abnormal dalam jumlah besar. Terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial atau di dalam berbagai rongga tubuh lebih dari jumlah yang biasa akibat gangguan pertukaran cairan dan elektrolit antara plasma dengan jaringan interstisial.
            Edema bisa terjadi karena faktor-faktor berikut ini:
v  Tekanan Darah Kapiler
Tekanan darah meningkat sehingga darah seperti diperas ke jaringan. Hal ini dapat terjadi kerena:
a)Bendungan vena cava inferior dan vena dalam panggul yang menyebabkan edema pada kaki misalnya pada ibu hamil.
b)      Dilatasi atau pelebaran arteriola: darah dari arteri langsung mengisi kapiler dalam jumlah yang banyak.
v  Berkurangnya jumlah protein plasma
Hal ini menyebabkan tekanan osmotik koloid plasma berkurang sehingga daya tarik cairan ke arah lumen pembuluh darah berkurang. Keseimbangan cairan bergeser ke arah jaringan.


v  Bendungan aliran limfe
Molekul-molekul protein yang banyak terkumpul di jaringan interstisial, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik jaringan, kemudian terjadi penggeseran cairan ke arah jaringan interstisial lebih banyak dari biasanya disebut udem (edema).
v  Permeabilitas kapiler yang meningkat
Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat permeable pada keadaan tertentu seperti:
a)   Pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar
b)     Penderita syok dimana secara tiba-tiba permeabilitas sangat meningkat, plasma berpindah cepat ke jaringan, volume vascular menjadi kurang, darah yang kembali ke jantung berkurang, dan akhirnya organ-organ vital kekurangan darah.
c) Terkena toksin infeksi kuman sehingga meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
v  Ginjal gagal membuang air
Jumlah air yang masuk seperti biasa, tetapi pengeluaran air berkurang sehingga mengakibatkan air terkumpul dalam badan.
*            Akibat dari Edema
o   Menyebabkan edema paru
Edema paru adalah keadaan dimana dalamparu-paru terisi cairan. Derajat edema paru yang berat dapat menimbulkan keadaan seperti mati tenggelam.
o   Menyebabkan edema otak
Waktu terjadi edema otak, otak akan membengkak dan tertekan oleh tulang tengkorak sehingga menghambat aliran darah di otak, keadaan seperti ini dapat mengakibatkan kematian.



*            Tempat-tempat khusus penumpukan cairan adalah sebagai berikut:
1        Hydrosefalus: penumpukan cairan dalam rongga kepala.
2        Glucoma: cairan dalam rongga mata.
3        Efusi Pleural: tertumpuknya cairan dalam rongga pleura.
4        Efusi perikardial: tertumpuknya cairan dalam lapisan jantung.
5        Asites: tertumpuknya cairan dalam rongga perut.
6        Hidrocel: tertumpuknya cairan abnormal dalam kantong testis yang sebelumnya rongga itu tidak ada cairan, cairan ini diproduksi oleh testis itu sendiri.
7        Kista ovarium: terkumpulnya cairan dalam rongga ovarium.


  
KESIMPULAN

 Respon peningkatan tekanan darah terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit sangat berpengaruh dalam fungsi dan cara kerja ginjal, jantung serta sistem saraf otonom. Jika cairan menumpuk pasti akan timbul peningkatan tekanan darah, karena pompa jantung bekerja lebih dari cara kerja normal. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah. Oleh karena konsentrasi relative garam dan air di dalam cairan ekstrasel mempengaruhi berapa banyak air yang masuk dan keluar sel, konsentrasi keduanya diatur ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila membengkak dan menyusut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi vital lainnya misalnya denyut jantung yang teratur tergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstrasel yang relative konstan.
 Sistem saraf otonom memiliki cara kerja yang sama   sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar). Dengan kata lain, keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit sangat berpengaruh dalam metabolisme tubuh.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur pengeluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh. 

Selasa, 22 Februari 2011

PROSES KEPERAWATAN dan PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI




Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah memenuhi kebutuhan nutrisi. Pada pertemuan yang lalu, Saudara telah mendapatkan materi tentang ilmu gizi, faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk makan, zat-zat gizi yang dibutuhkan manusia, penilaian status gizi, dan penentuan kebutuhan gizi individu.
Pada topik ini, Saudara akan mengintegrasikan materi yang sudah didapat dengan proses keperawatan.
Setelah menyelesaikan topik ini, Saudara diharapkan mampu:
1.  Menjelaskan 4 komponen pengkajian status nutrisi.
2.  Menggambarkan status nutrisi yang baik dan tanda-tanda malnutrisi.
3.  Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai dengan hasil pengkajian.
4.  Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah.

Sebelum mengikuti kuliah topik ini, Saudara diharapkan telah mengisi modul latihan berikut.

Skrining Status Nutrisi
Tujuan: menilai status gizi pada orang yang beresiko, baik secara individual maupun berkelompok, sehingga dapat dilakukan upaya preventif untuk:
1). Mencegah agar seseorang yang masih sehat tidak menderita permasalahan gizi atau kesehatan.
2). Menghindari komplikasi lebih lanjut jika seseorang sudah menderita suatu penyakit,
3). Jika komplikasi sudah terjadi, menjaga agar komplikasi tersebut tidak bertambah parah.
Tugas:
Lakukan skrining status nutrisi Saudara dan 4 teman kelompok Saudara dengan menggunakan  blanko skrining (pada lampiran), kemudian catat hasilnya dan berikan kesimpulan Saudara tentang Saudara tentang hasil tersebut pada tabel berikut:

No
Inisial
Jumlah skor
Interpretasi
1.
G.K


9
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.


2.

S.K

6
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.


3.
L.M

6
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.


4.

F.B

9
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.


5.

N.M

8
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.




6.

S.M
8
Anda sudah menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk membantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.


Pengkajian Status Nutrisi
Pengkajian status nutrisi mencakup 4 komponen, yaitu:
1).  Anamnesis riwayat diet/survey konsumsi
2).  Pengukuran antropometri
3).  Pemeriksaan laboratorium / biokimia
4).  Pemeriksaan fisik nutrisi

Anamnesis riwayat diet, dapat dilakukan dengan mengkaji:
A. Survey konsumsi
     1.  24-hour food recall, yaitu.dilakukan dengan mencatat dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yan lalu
2.      Food frequency record, yaitu memperoleh data rentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan jadi selama periode tertentu seperti hari minggu atau tahun
3.      Food record, yaitu, mencatat semua yang dimakan dan minum setiap kali sebelum makan dalam ukuran rumah tangga atau menimbang dalam ukuran berat ( kg ) dalam periode tertentu  ( 2- 4 ) berturut-turut.
B.  Alergi terhadap makanan, kegemaran, intoleransi terhadap makanan.
C.  Riwayat berat badan, kenaikan atau penurunan berat badan dalam kurun waktu tertentu hingga berat badan terakhir.

Pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), berat badan ideal (BBI), berat badan relative (BBR), indeks massa tubuh (IMT), lipatan triseps (Triceps Skin Fold/TSF), Lingkar Lengan Atas (LLA), dan Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA).


Berat Badan Ideal (BBI) menurut Broca:
BBI = [Tinggi Badan (cm) - 100] ± 10%
 

Nilai standar untuk BBI
< 90%           berat kurang (underweight)
90   – 110%  berat normal 
110 – 119%  berat lebih (overweight) 
> 120%         obesitas

Berat Badan Relatif (BBR)                                 
BBR = Berat Badan (kg) x 100%
[Tinggi Badan (cm) - 100]

Indeks Massa Tubuh (IMT)    
IMT = Berat Badan (kg)
[Tinggai Badan (m)]²

Nilai standar untuk IMT
< 18,5          gizi kurang
18,5 – 25     gizi baik/normal
26   -  30     gizi lebih
> 30             Obesitas

Latihan:
Isilah tabel berikut dengan data berat badan dan tinggi badan Saudara dan 4 orang teman kelompok Saudara, hitung BBI, BBR, dan IMT, kemudian tuliskan status nutrisinya !
No
Inisial
BB(kg)
TB (cm)
BBI (kg)
BBR (%)
IMT
Status Nutrisi
1.
G.K
50
157
51-63
86,9
20,8
GIZI BAIK/NORMAL
2.
S.K
45
156,2
50-61
80,2
18,5
GIZI BAIK/ NORMAL
3.
L.M
43
153,5
47-58
80,5
18,3
GIZI KURANG
4.
F.B
46
148,2
43-52
95,4
21
GIZI BAIK/ NORMAL
5.
N.M
49
158
52-63
84,4
21
GIZI BAIK/ NORMAL
6.
S.M
75
154,1
49-60
136,3
31
OBESITAS

Memperkirakan BB berdasarkan panjang bada
Dalam keadaan tertentu, pengukuran berat badan aktual mungkin tidak dapat dilakukan. Sebagai contoh, pasien yang tidak dapat duduk atau berdiri sehingga terus berada dalam posisi berbaring sementara itu timbangan tempat tidur/kursi (bed scale) tidak tersedia. Tabel berikut dapat digunakan untuk memperkirakan BB berdasarkan panjang badan pasien.

Bangun Tubuh
Laki-laki
Wanita
Sedang
48 kg untuk 152 cm yang pertama
Selanjutnya tambah 2,7 kg untuk setiap 2,5 cm tambahan

45,5 kg untuk 152 cm yang pertama, selanjutnya tambah 2,3 kg untuk setiap 2,5 cm tambahan
Kecil
Kurang 10%
Kurang 10%

Besar
Tambahkan 10%
Tambahkan 10%


Contoh perhitungan:
Seorang pasien laki-laki dalam keadaan tirah baring total, dengan bangun tubuh besar, hasil pengukuran panjang badan 158 cm. Berapa perkiraan berat badan pasien ini ?
Jawab:
Perkiraan berat badan (BB) = 48 kg + {[(158 -152)/2,5] x 2,7} + 10%
                                             = (48 + 6,48) + 10%
                                             = 54,48 + 5,45
                                             = 59,93 ≈ 60 kg
Jadi perkiraan berat badan pasien tersebut adalah  60 kg.





Latihan:
1.      Seorang pasien wanita dalam keadaan tirah baring total, dengan bangun tubuh kecil, hasil pengukuran panjang badan 150 cm. Berapa perkiraan berat badan pasien tersebut ?
2.      Seorang pasien laki-laki dalam keadaan tirah baring total, dengan bangun tubuh besar, hasil pengukuran panjang badan 175 cm. Berapa perkiraan berat badan pasien tersebut ?
Jawab:

1.Perkiraan   =  45,5 kg +{[ 150- 152 ]} / 2,5 ] ´ 2,3 }+ 10%
= ( 45,5 – 1, 84 ) – 10 %
=  43,66 – 4,4
= 39,26 kg
2.Perkiraan   = 48 kg + {[ 175 – 152 ]}/ 2,5] ´ 2,7} + 10 %
= ( 48 + 24,84 ) + 10 %
= 72,84 + 7,28
= 80,12
= 80 kg

Lipatan triseps (Triceps Skin Fold/TSF) digunakan untuk mengetahui status Presentasi lemak pada tubuh
Lingkar Lengan Atas (LLA) dan Lingkar Otot Atas (LOLA) digunakan untuk mengetahui status NUTRIS

Pemeriksaan Laboratorium Biokimia
Lengkapi tabel berikut dengan nilai normal dan fungsi/rasional dilakukan pemeriksaan tersebut.

Jenis Pemeriksaan
Nilai Normal
Fungsi/Rasional

Hb (Hemoglobin)
L = 14 – 17,5 mg/dl
Fe mengikat O2à metabolisme tubuh, Hb ↓
Metabolisme  à pemasukan nutrisi kurang

Limfosit total
1500 3000 / mm³
Fungsi imunitas
Albumin
4,0 — 5,5 g/ dl
Menunjukan penurunan / deplesi proton yang parah.

Transferin
170- 250 mg/ dl

Digunakan dalam mengkaji status protein visceral.

Total kolesterol
200 – 260 mg / dl

Untuk menilai resiko penyakit jantung koroner.

Kreatinin urin
1,0 – 1,5 g/ 24 jam
Merupakan racun hasil metabolisme tubuh yang harus dikeluarkan.

Nitrogen balance

Digunakan untuk menetukan kadar pemecahan protein dari dalam tubuh.

Glukosa darah


80- 100 mg/ ml
Untuk melihat adanya penyakit DM, hipertensi peningkatan kadar LDH dan penurunan HDL

Pemeriksaan fisik yang menunjukkan status nutrisi adalah sbb:

Bagian tubuh
Kondisi tubuh
Data normal
Rambut



G.K ; bersih dan di luruskan (rebonding)
S.K ; bersih, sehat di luruskan (rebonding)
L.M ; bersih sehat dan kadang kala rontok
F.B ; sehat bersih dan di luruskan (rebonding)
N.M ; sehat bersih dan di luruskan (rebonding
S.M ; sehat bersih dan mudah rontok


Bersih sehat dan berkilau
Mata



G.K ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak.
S.K ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak, memakai kaca mata.
L.M ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak,
F.B ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak,
N.M ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak
S.M  ; bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak, , memakai kaca mata.


Bersih, tidak ada luka, pembuluh darah pada sklera tampak.
Bibir,
Rongga mulut (buccal)


G.K ; halus dan tidak ada pembengkakan.
S.K ; halus dan tidak ada pembengkakan.
L.M ; halus dan tidak ada pembengkakan.
F.B ; halus dan tidak ada pembengkakan.
N.M ; halus dan tidak ada pembenkakan.
S.M  ; halus dan tidak ada pembengkakan.


Halus dan tidak ada pembengkakan.
Lidah



G.K ; halus tidak ada pembengkakan radang.
S.K ; halus tidak ada pembengkakan radang.

L.M ; halus tidak ada pembengkakan radang.
F.B ; halus tidak ada pembengkakan radang.
N.M ; halus tidak ada pembengkakan radang
S.M  ; halus tidak ada pembengkakan radang


Halus, tidak ada pembengkakan radang.


Gusi



G.K ; sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan
S.K ; sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan.
L.M ;  sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan.
F.B ; sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan.
N.M ; sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan.
S.M  ; sehat, merah, tidak ada pendarahan, dan pembengkakan.


Sehat , merah, tidak ada pendarahan dan pembengkakan.

Kulit

G.K ; besih, sehat dan tidak ada pembengkaakn.
S.K ; bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.
L.M ; bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.
F.B ; bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.
N.M; bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.
S.M  ; bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.



Bersih, sehat dan tidak ada pembengkakan.
Otot



G.K ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
S.K ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
L.M ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
F.B ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
N.M ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
S.M  ; tonus otot baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.


Tonus otot  baik, dapat jalan tanpa ada rasa sakit.
Sistem saraf



G.K ; stabil, reflek dan normal.
S.K ; stabil, reflek dan normal.
L.M ; stabil, reflek dan normal.

F.B ; stabil, reflek dan normal.
N.M ; stabil, reflek dan normal.
S.M  ; stabil, reflek dan normal.


Stabil , reflek dan normal.
Kardiovaskuler



G.K ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.
S.K ;  ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.
L.M ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.
F.B ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.
N.M ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.
S.M  ; ritme ke denyut jantung normal, tidak ada mor- mor dan tekanan darah normal.


Ritme dan denyut jantung normal, tidak ada mor- mor serta tekanan darah normal.
Rangka



G.K; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
S.K ; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
L.M ; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
F.B ; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
N.M ; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
S.M ; dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.


Dapat jalan dan lari tanpa ada rasa sakit.
Abdomen


G.K ; tidak ada massa yang teraba.
S.K ; tidak ada massa yang teraba.
L.M ; tidak ada massa yang teraba.
F.B ; tidak ada massa yang teraba.
N.M ; tdak ada massa yang teraba.
S.M ; tdak ada massa yang teraba.
Tidak ada massa yang teraba.

Dari hasil skrining dan pengkajian, perawat harus mampu mengidentifikasi masalah keperawatan sehingga mendapatkan rumusan diagnosa keperawatan.




Tugas:
Lengkapilah diagram alur masalah-masalah perubahan nutrisi berikut ini  !

Masalah 1.
Nutrisi berubah: beresiko tinggi lebih dari kebutuhan tubuh
Definisi:  Masukan lebih dari keperluan tubuh yang berlebihan atau obesitas.

Etiologi
1.      Intake nutrisi yang lebih besar dari kebutuhan metabolik
2.      Kebiasaan makan yang banyak dan tidak teratur.
3.      Faktor hereditas.
4.      Aktifitas fisik yang rendah.
5.      Masukan nutrisi yang berlebihan.
6.      Gangguan pola makan yang tidak baik.

Tanda dan gejala
1.      Makanan padat sebagai sumber makanan utama (pada bayi umur < 5 bulan).
2.      Ketidakseimbangan pemasukan makanan dan penggunaan energi.
3.      Nilai TSP lebih dari 15 mm pada laki- laki dan 25 mm pada wanita.
4.      Berat badan lebih dari 10- 20 % berat badan dan tinggi ideal.
5.      Aktifitas kurang.

Intervensi
1.    Ajarkan faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan berat badan.
2.    Mencegah komplikasi masalah nutrisi.
3.    Kaji faktor penyebab atau faktor penunjang.
4.    Jelaskan efek dari penurunan indra perasa, dan penghidu pada persepsi kenyang setelah makan.
5.    Jelaskan rasional unuk meningkatkan nafsu makan sebagai ganti penggunaan obat tertentu.
6.    Diskusikan masukan nutrisi dan peningkatan berat badan selama massa kehamilan.
7.    Bantu untuk menurunkan masukan kalori yang tidak perlu dan untuk meningkatkan metabolisme.
8.    Jika perlu lakukan rujukan pada program penurunan berat badan dikomunitas.

MASALAH  II

Nutrisi berubah: lebih dari kebutuhan tubuh
Definisi:  Suatu keadaan dimana individu mengalami / mempunyai resiko untuk mengalami Peningkatan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang melebihi kebutuhan metabolisme.

Etiologi:
1.      Intake nutrisi yang lebih besar dari kebutuhan metabolik.
2.      Faktor psikososial.
3.      Status sosial ekonomi.
4.      Pola makan tidak teratur.
5.      Kurangnya pengetahuan.
6.      Gaya hidup.

Tanda dan gejala:
1.      Berat badan 10 – 20% lebih besar dari berat badan ideal.
2.      Mudah lelah.
3.      Aktifitas yang kurang.
4.      Ketidakseimbangan pemasukan makanan dan penggunaan energi.
5.      Nilai TSF ( Tricep skin Form ) lebih dari 15mm dan 25 mm pada wanita.

Intervensi
1.        Ajarkan cara menghitung berat badan ideal
2.      Tinjau ulang faktor individu terhadap obesitas.
3.      Implementasikan atau tinjau ulang dari makanan setiap hari.
4.      Diskusikan emosi atau peristiwa yang berkaitan dengan klien.
5.      Rumuskan rencana makanan dengan klien.
6.      Tegaskan pentingnya menghindari makanan yang berkalori.
7.      Diskusikan perlunya memberi izin untuk memasukan makanan yang diinginkan.
8.      Timbang berat badan secara periodik sesuai indikasi  setiap indivdu dilakukan pengukuran berat badan
9.      Konsultasi dengan ahli gizi diet untuk menentukan kebutuhan kalori 
10.  Kaji ulang kebutuhan kalori setiap 2-4 minggu untuk menentukan kebutuhan penyesuaian.

Masalah  III

Nutrisi berubah: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Masukan kurang dari kebutuhan tubuh atau kekurngan nutrisi / perubahan nutrisi seseorang karena mengkonsumsi makanan yang kurang atau tidak seimbang.

Etiologi
1.      Kurangnya nafsu makan
2.      Kurangnya pengetahuan tentang pemberian dan pemasukan nutrisi dalam tubuh.
3.      Sumber keuangan yang terbatas.
4.      Stress emosional.
5.      Penyediaan makanan yang tidak adekuat.
6.      Anoreksia.
7.      Proses penyakit atau terapi tertentu.
8.      Ketergantungan obat.

Tanda dan gejala
1.      Berat badan 10%-20% lebih kecil dari berat badan ideal
2.      Tonus otot lemah.
3.      Membran mukosa dan konjungtiva pucat.
4.      Alopesia.
5.      Lesu
6.      Energi menurun.
7.      Aktifitas sudah menurun.
8.      Nilai TSF sangat kecil.
9.      Kehilangan cairan ( dehidrasi )
10.  Sirkulasi darah/ peredaran darah menurun.
11.  Kulit pecah.
12.  Pemasukan cairan atau makan/ makan tidak mencukupi.
13.  Penurunan serum Albumin.
14.  Prestasi kerja  menurun.

Intervensi
1.        Catat hasil pengkajian status nutrisi
2.        Beri tahu pasien makanan- makanan sehat yang perlu untuk dikonsumsi.
3.        Ajarkan pada pasien untuk membiasakan pola makan yang teratur
4.        Meningkatkan nafsu makan.
5.        Menghilangkan atau mengurangi gejala- gejala penyakit, nafsu makan tubuh.
6.        Memberikan makanan yang disenangi.
7.        Menata ruang pasien senyaman mungkin, sehingga meningkatkan nafsu makan pasien.
8.        Menurunkan stress  Psychologi.
9.        Menjaga kebersihan dan kesehatan kulit.
10.    Menganjurkan klien istirahat untuk mengurangi kelelahan.
11.    Memperhatikn jumlah kalori untuk dikonsumsi tanpa iritasi.
12.    Membuat ruang pasien bebas dari bau yang mengurangi minat makan pasien.
13.    Memberikan obat analgetik  atau antipeauratik jika klien nyeri  dan panas.
14.    Diskusikan dengan klien untuk menghindari rasa takut yang menyebabkan anoreksia.
15.    Meningkatkan stamina tubuh pasien atau klien.



Lampiran:
BLANKO  SKRINING NUTRISI PENCEGAHAN

Nama Klien:   lani makaminang                                             Tanggal skrining:

Lingkari angka pada kolom sebelah kanan jika jawaban Anda terhadap pertanyaan di bawah ini adalah YA

Ya
1.  Apakah Anda makan 2 kali sehari atau kurang ?

3
2.    Apakah Anda makan di restoran (termasuk fast-food)4 kali atau lebih rata-rata seminggu?

2

3.  Apakah Anda makan buah, sari buah atau sayuran kurang dari 5 kali sehari ?
3

4.  Apakah Anda minum susu atau makan keju dua kali sehari atau kurang ?
2

5 . Apakah Anda biasa makan nasi putih, roti putih atay sereal yang berserat rendah ?

2

6.    Apakah Anda makan daging kambing atau daging merah/berlemak atau daging yang digoreng lebih dari 2 kali dalam seminggu ?

2

7.  Apakah Anda menambahkan garam pada makanan Anda atau makanan kaleng atau makanan siap makan?

1
8.  Apakah Anda biasa menambahkan margarin/mentega, mayonaise, atau santan ke dalam makanan Anda ?

3
9.  Apakah Anda membeli/memakan makanan tanpa lemak/rendag lemak ?
0

10.Apakah Anda berolahraga kurang dari 3 kali seminggu?
3

11.Apakah Anda membersihkan daging ayam dari kulitnya atau membersihkan daging dari lemaknya sebelum dimasak ?

0
12. Apakah Anda minum bir, anggur, atau minuman beralkohol lebih dari 2 kali sehari ?
2



Hitung total skor Anda dengan menjumlahkan semua nilai yang dilingkari dan bandingkan total skor Anda dengan angka-angka di bawah ini
SKOR:

0 -  5   Hebat ! Anda memiliki kebiasaan makan yang baik untuk mencegah penyakit

6 – 10 Anda sudajh menuju ke arah yang benar. Masih ada kesempatan bagi perbaikan untuk mem-
           bantuAnda agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit. Ahli gizi memberikan
           beberapa saran ke arah diet yang lebih sehat.

> 10   Anda berada dalam resiko untuk terkena penyakit yang berhubungan dengan diet/ makanan.
           Ikuti petunjuk diet seperti saran dokter/ahli gizi dan mulai melakukan perubahan yang positif
           agar dapat berumur panjang dan hidup lebih sehat.